Selasa, 19 Agustus 2008

puncak sindoro tenggelamkan masa lalu


1 Juli 2007, me (hata poe), binto and ma'arif, Setelah sampai Sukorejo, kami istirahat sambil menunggu ataupun prepare rencana. Saya dan Bintio cari WC dan ketemu dengan orang aneh, tapi ya bukannya kita suudzon, truz kita lanjutkan cari kokosan. Dasar Sorip (panggilanku untuk Ma'arif) sudah rasanya asem, mahal lagi.. duh asem bener. 7 menit kemudian kami naik bus dan menuju Ngadirejo, turun lalu cari angkutan menuju Jlumprit. Sampai sana naik pick up lalu turun ke Sikatok (perkebunan Tambi). Kami disana sebelum naik gunung, sholat, sante, dan karaokenan (alias rekaman). Wah gambar disamping memang benar-benar indah dan sejuk. di tengah perkebunan teh, kami bisa merasakan betapa indahnya lereng gunung sindoro. Disana kami ditemui oleh Pak Parsudi dan mempersilahkan kami ke rumahnya untuk sekedar istirahat, walaupun bagi kami itu sangat berharga, karena kami bisa menumpahkan isi perut kami. Saat Maghrib tiba kami sudah tak sabar untuk segera menaklukkan puncak Sindoro. Tapi kami sholat dulu and menunggu sholat Isya'. Kami berangkat dari Sikatok jam 19.30 WIB. Dalam perjalanan, saya merasakan hal yang sangat menyiksa, saya pikir sudah tak sanggup lagi, ternyata perut kurang bersahabat. Waktu terus berlalu dan kami lanjutkan perjalanan, kami mulanya agak bingung, ternyata kami salah jalan, tapi ya ... kami tembus saja. Alhamdulillah sampai ke rute yang sebenarnya. 01.00 WIB kami sampai puncak dan Oh..my God, kebesaran Tuhan telah kami rasakan sebenarnya. Dan... Dieng, akan ada cerita n gambar berikutnya.

Tidak ada komentar: